cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015" : 8 Documents clear
OTIF KAIN TAIS TIMOR SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA PESTA Libania Maria Flor Sarmento
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.032 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2363

Abstract

Kain tenun bagi masyarakat Timor dapat menunjukkan suatu status sosial yang tinggi.Kaum bangsawan Pemilikan biasanya mewariskan kain tenun kepada generasi berikutnya.Kainkain tenun yang paling tinggi nilainya diperlihatkan pada acara-acara perkawinan danupacara adat lainnya. Dalam upacara perkawinan juga terjadi pertukaran kain-kain tenun adatdari pihak keluarga laki-laki dengan pihak keluarga perempuan. Kain tenun juga mempunyai nilaiyang menentukan dalam aturan adat. Apabila ada pelanggaran terhadap aturan adat, akandikenakan pembayaran denda yang harus dibayar dengan kain-kain adat. Peralatan tenun yangdipergunakan adalah alat tenun tradisional yaitu alat tenun gedongan.Terwujudnya karya seni merupakan visualisasi dari pikiran seorang seniman yangmemiliki ekspresi jiwa dan diungkap dari suatu pemahaman yang diserap dalam pikiran maupunperasaan. Lewat pemahaman dari berbagai model yang diserap dalam pikiran maupun erasaanakan menimbulkan ide-ide baru yang tak terbatas, kemudian divisualiasiskan lewatsimbolsimbol tertentu ke dalam wujud karya seni.Dalam data-data yang terkumpul, terdapat beberapa bentuk motif yang telah distilir dandipergunakan untuk tujuan yang berbeda-beda.Untuk tujuan fungsional, motif telah distilirdalam hal hias-menghias pada pakaian dan acesoris, perhiasan dan lainnya.Selain itu, Untuktujuan seni, motif tradisional Timorbelum pernah distilir dalam hal berkarya seni. Kata kunci : Motif , Tais Timor, kriya Seni.
STUDI DAN PENCIPTAAN MOTIF NITIK DI SENTRA BATIK KEMBANGSONGO BANTUL I Made Sukanadi; Sugeng Wardoyo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1669.497 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2359

Abstract

This study was conducted in the Batic Center in Kembangsongo in Desa Jetis, Trimulyo,Bantul. This center is known for its specific dotted motif which is popularly known as batikNitik. The life of batik is dynamic. Currently, batik users have started to keep up with thecontemporary batik and give up batik with Nitik motif as the unique characteristic of batikBantul. Consumers of painted batik see the dot motif of batik has been out of date andmonotonous. It lacks innovation in design, shape, motive, and color.Innovation in the motif of batik Nitik has to be performed. Studies on Nitik motifs areneeded to collect the data for further evaluation. New motifs are needed to meet consumers’interest. The motifs of Nitik have to be preserved. The obstacles that the artisans inKembangsongo have include the meeting of consumers’ need for new motifs and designs. Theartisans have no competence to create new designs due to their limited knowledge in designand innovation in batik Nitik.This study is expected to overcome the problem that the artisans face up. The newdesigns or motifs will have to preserve the specificity. Therefore, the artisans will be morecreative and innovative in anticipating the market to meet consumers’ preference. It isexpected that batik artisans of in the batik center in Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul willhave better economic prosperity. Keywords: batik Nitik, artisans, motif, consumers, Kembangsongo  Penelitian ini dilakukan di Kembangsongo yang merupakan sentra batik tulis terletak diDesa Jetis, Trimulyo, Bantul. Sentra ini terkenal dengan hasil batik tulis yang memiliki cirri khasmotif titik-titik yang dikenal sebagai batik Nitik. Perjalanan batik tulis mengalami pasang surutdimana kepeduliaan masyarakat pengguna batik tulis Nitik yang sudah mulai mengikuti selerapasar dan seolah bergerak meninggalkan batik bermotif Nitik sebagai salah satu ciri khas batikBantul. Konsumen batik tulis menilai bahwa motif batik Nitik sudah ketinggalan jaman danterkesan monoton karena kurangnya inovasi desain, baik bentuk, motif, dan pewarnaannya.Pengembangan motif batik Nitik mutlak dilakukan, dengan cara studi melaluipenelitian motif-motif Nitik, kemudian didata, dilakukan evaluasi, dan dilakukan penciptaanmotif-motif baru sesuai selera konsumen dengan tetap mempertahankan motif batik Nitiksebagai warna lokal yang harus tetap dilestarikan. Kendala para pengrajin batik di sentraKembangsongo adalah memenuhi pesanan konsumen yang menginginkan desain motif-motifbaru. Pengrajin tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan desain baru karenaketerbatasan pengetahuan desain dan inovasi bentuk batik Nitik. Penelitian ini diharapkan mampu membantu mengatasi masalah pengrajin, batikdalam menciptakan desain atau motif batik Nitik baru yang tetap memiliki ciri khas, sehinggatercipta masyarakat kreatif dan inovatif dalam menghadapi pasar dan mampu memenuhikeinginan konsumen. Dari kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengrajinbatik di sentra Kembangsongo, Jetis, Trimulyo, Bantul. Kata kunci: batik Nitik, pengrajin, motif, konsumen, Kembangsongo
GERABAH KREATIF ELEKTROPLATING MENUJU CRAFT AWARENESS DALAM PASAR GLOBAL Arif Suharson; Febrian Wisnu Adi
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.545 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2360

Abstract

Currently, the traditional art of ceramics or potteries is required to meet high standardof quality of materials, techniques, shapes, and finishing process. The creative finishing ofboth functional and non-functional ceramic or pottery products can be an appropriate solutionfor higher aesthetic values. Finishing through the making of centre of interest can servedecorative art element in order to qualify global market demand. A great number oftraditional artisans have failed to have improved innovation in the designs and finishingtechniques of functional products due to the limited knowledge in shape exploration and falseassumption that they are difficult, costly, and time-consuming.This is an applied study to explore improved creativity and finishing techniques forceramics or potteries in order to result in competitive advantage in the global market throughcraft awareness. Finishing process is the final touch to have up-to-date trend and higher sellingprice of the products. This study is attempting to identify the most suitable composition offinishing process by ideal, cheap, and effective electroplating technique to result in globallycompetitive products. Such this finishing process is also expected to contribute to thedevelopment of design trend in both national and international ceramic market.Currently creative functional ceramics/potteries have attracted both domestic andinternational consumers. Extrapolating technique in ceramic finishing process is very attractiveand is expected to improve the quality of ceramic art which in turn, will lead to competitiveadvantage in global market and better economic return for the artisans. Key words: extrapolating finishing, ceramic / pottery, creative product, global market  Seni keramik dan gerabah tradisional pada era sekarang dituntut mampu memenuhistandar kualitas baik dari segi, bahan, teknik, bentuk, dan finishingnya. Finishing baru padaproduk keramik/gerabah kreatif baik fungsional maupun non fungsional mampu menjadisolusi yang tepat untuk membantu memperindah bentuk produk. Finishing dengan membuatcentre of interest mampu menjadi unsur seni hias, sehingga dapat memenuhi keinginan pasarglobal. Kalangan pengrajin tradisional banyak yang belum melakukan inovasi desain produkfungsional dan meningkatkan teknik finishing dan hanya pasrah dengan finishing yang ada,dikarenakan minimnya pengetahuan dalam melakukan ekplorasi bentuk dan inovasi yangdianggap sulit, memerlukan biaya besar, dan membutuhkan waktu yang lama.Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang mengarah pada pencapaian disainproduk kreatif dan mutu finishing pada produk seni keramik/gerabah dalam rangka memenangkan pasar global atau craft awareness di dunia internasional. Finishing merupakanteknik akhir dalam menyelesaikan produk agar menjadi lebih baik, menyelaraskan dengantrend desain terkini, dan mampu mengangkat harga jual suatu produk. Penelitian ini akanmenemukan komposisi finishing dengan metode elektroplating yang ideal, mudah, dan efektifsebagai upaya memberikan pengembangan finishing produk-produk kreatif yang mampubersaing pada pasar global. Finishing ini juga menjadi salah satu bagian menciptakan trenddesain dalam pasar keramik secara nasional maupun internasional.Produk keramik/gerabah fungsional kreatif saat ini banyak diminati oleh konsumen,baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Teknik finishing dengan metode elektroplatingakan menjadi salah satu daya tarik tersendiri dan mampu meningkatkan mutu produksi senigerabah yang akan memberikan dampak kemajuan pada seni tradisional di era pasar global.Sehingga mampu memberikan keunggulan yang berdampak pada penghasilan ekonomikesejahteraan kepada para pelaku keramik/gerabah tradisional. Kata kunci: finishing elektroplating, keramik/gerabah, produk kreatif, pasar global
BATIK MADURA: Menilik Ciri Khas dan Makna Filosofinya R.A Sekartaji Suminto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.145 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2356

Abstract

Batik is the cultural heritage of the archipelago that is priceless. Each area in Indonesia has batiktradition, especially in Java and surrounding areas. Batik has been known since centuries ago.Batik type is classified into two major parts, namely inland and coastal batik. Batik Madura isone type of coastal batik has its own beauty, but still not so well known by the public at large.Every region in Madura has a typical batik yield of each, which can be seen from the patterns,motifs and colors. Batik Bangkalan, especially batik gentongan, Tanjung Bumi, it had its owncharacteristics, namely of how to make it. Gentongan batik dyeing technique requires a specialway, which is by doing the barrel stone in a period of 1 month to 1 year. This is the way toproduce batik with excellent quality. Gentongan batik color will not fade, even the longer will bemore beautiful. Batik Madura is still less popular than Batik Pekalongan, Cirebon or Lasem, butthe beauty of Madura batik, especially batik gentongan Tanjung Bumi remained in line with theprogress of time, even becoming increasingly popular over time. Keywords: Batik Madura, characteristic, gentongan, Tanjung Bumi  Batik adalah warisan budaya Nusantara yang tak ternilai harganya. Setiap daerah di Indonesiamemilik tradisi membatik, khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya. Batik sudah dikenal sejakberabad-abad yang lalu. Jenis batik digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu batikpedalaman dan batik pesisir. Batik Madura adalah salah satu jenis batik pesisir yang memilikikeindahan tersendiri, namun masih belum begitu dikenal oleh masyarakat secara luas. Setiapwilayah di Madura yang menghasilkan batik memiliki ciri khas masing-masing, yang bisa dilihatdari corak, motif dan warnanya. Batik Bangkalan, khususnya batik gentonganTanjung Bumi,memilik ciri khas tersendiri, yaitu dari cara pembuatannya. Teknik pewarnaan batik gentonganmemerlukan cara khusus, yaitu dengan melakukan perendaman dalam gentong batu dalamjangka waktu 1 bulan hingga 1 tahun. Hal ini untuk menghasilkan batik dengan kualitas prima.Warna batik gentongan tidak akan memudar, bahkan makin lama akan makin indah. BatikMadura memang masih kurang populer dibandingkan dengan batik Pekalongan, Cirebon atauLasem, namun keindahan batik Madura, terutama batik gentongan Tanjung Bumi tetapbertahan seiring dengan kemajuan jaman, bahkan menjadi semakin terkenal dari waktu kewaktu.Kata kunci : Batik Madura, ciri khas, gentongan, Tanjung Bumi
KONSEP TRIBUANA/TRILOKA PADA ORNAMEN RELIEF KALPATARU DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA KRIYA SENI Tri Wulandari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.682 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2361

Abstract

Tribuana or Triloka concept isa balance concept between the three worlds, whichrecognized as Sakala (upper world), Sakala Niskala (middle world), and Niskala (bottom world)or usually called as Bhur Loka, Bhuvah Loka and Svah Loka. Tribuana or Triloka concept thatcan be found on the relief ornament of Kalpataru, has an aesthetic and symbolic value whichbecome an interesting study as a creating idea in this final task. The process of creating thisartwork has started with collecting data through the literature study, followed by directobservation at Prambanan Temple. The approach methods which are used in this study arecalled as symbolic and aesthetic approach. The next process has continued by making thedesign as the reference of the creation process which supported by skill techniques,equipments, materials, and other supporting facilities. This artwork finally performed as anexpression batik in two dimensions form by using batik lorodan technique process. Thiscreation of artwork in this final task has become such a media to implement the life symbols inthe upper world, middle world and bottom world. All symbols that are used in here wereexpected to represent each of these worlds. Keywords : Triloka or Tribuana concept, relief ornament of Kalpataru, the craft artwork.  Konsep Tribuana atau Triloka adalah konsep keseimbngan diantara tiga dunia, yangbernama Sakala (dunia atas), Sakala Niskala (dunia tengah), dan Niskala (dunia bawah) ataubiasanya dipanggil sebagai Bhur Loka, Bhuvah Loka dan Svah Loka. Konsep Tribuana atauTriloka bias ditemukan pada ornamen relief Kalpataru, memiliki nilai estetis dan simbolis yangmenjadi pembelajaran menarik sebagai ide pembuatan pada tugas. Proses pembuatan karyaseni ini dimulai mengumpulkan data melalui pembelajaran literatur, diikuti oleh pengawasanlangsung di candi Prambanan. Metode pendekatan yang digunakan di pembelajaran inibernama pendektan simbolis dan estetis. Proses selanjutnya dilanjutkan dengan membuatdesain sebagai referensi proses pembuatan yang didukung oleh kemmpuan teknik, peralatan,material, dan fasilitas pendukung lainnya. Karya ini akhirnya dilakukan sebagai sepertipengekspresian batik di dua dimensi dengan menggunakan proses teknik lorodan.pembuatankarya tugas akhir ini menjadi sebuah media untuk implementasi symbol hidup di dunia atas,dunia tengah dan dunia bawah. Semua symbol yang digunakan disini diharapkan mewakilidunia-dunia ini. Kata kunci: konsep Triloka atau Tribuana, ornamen relief Kalpataru, pembuatan karya seni.
REKAYASA ALAT MESIN CASTING UNTUK PERAJIN PEWTER Suminto Suminto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.601 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2357

Abstract

The total production of tin from PT. Timah in 2014 by 32.319 ton. At this time, most oftin mines production still exported in form of bullion, the rest in form chemical tin and solder.To provide added value then it can be made into products, one of them is the craft of pewter.Pewter is a white colored metal alloy like britanium metal or commonly called pewter with thelargest metal content is combined with small part of antimony or copper or both.Technology that used in the craft of pewter still using a simple casting technology i.e.using a casting tecnique by gravity. So the production capacity is still low. These researches areengineering and exploiting the casting machine to increase production capacity. The resultobtained are castingmachine with specifications dimension 50 cm x 50 cm x 50 cm, electricmotor DC 24 volt, power 250 watt, maximum rounds 360 rpm, disc diameter 29 cm,production capacity 810 product/day. Keywords: tin, casting machine, pewter craft, production capacity  Total produksi timah dari PT. Timah pada tahun 2014 sebesar 32.319 ton. Pada saat ini,sebagian besar hasil tambang timah masih di ekspor dalam bentuk batangan selebihnya dalambentuk chemical tin dan solder. Untuk memberikan nilai tambah maka dapat dibuat produk,salah satunya adalah kerajinan pewter. Pewter adalah logam paduan berwarna putih sepertilogam brittania atau biasa disebut pewter dengan kandungan logam terbesar adalah timahyang dipadu dengan sebagian kecil antimon atau tembaga atau keduanya.Teknologi yang digunakan pada kerajinan pewter pada umumnya masih menggunakanteknologi casting yang sederhana yaitu menggunakan teknik casting secara gravitasi. Sehinggakapasitas produksinya masih rendah. Penelitian ini adalah merekayasa dan memanfaatkanmesin casting untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hasil yang didapatkan adalah mesincasting dengan spesifikasi dimensi 50 cm x 50 cm x 50 cm, motor listrik DC 24 volt, daya 250watt, putaran maksimal 360 rpm, diameter cakram 29 cm, kapasitas produksi 810 produk/hari. Kata kunci : timah, mesin casting, kerajinan pewter, kapasitas produksi
MOTIF SAKURA WARNA ALAM PADA KAIN PANJANG Nuri Ningsih Hidayati
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.542 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2362

Abstract

In this world, many countries have a beautiful flower that became icons as well asDutch Tulip flowers but the author is more interested in Sakura flowers that are part of Japan.In addition to its beautiful Sakura has turned out to be an important symbol, which is oftenassociated denganperempuan, life, death, and also a symbol to express the bond betweenhuman beings, courage, sadness, and joy. No wonder if Sakura much admired for its beauty.Sakura has become a part that can not be separated in Japanese culture one of which can beseen when the cherry flowers bloom in spring. With an overview of all events of the floweringcherry created new innovations in work such as engineering, color, and a unique motif. Keywords : motif, sakura, natural color, long cloth  Di dunia ini banyak negara yang mempunyai bunga indah yang menjadi icon sepertihalnya Belanda dengan bunga Tulip akan tetapi penulis lebih tertarik pada bunga Sakura yangmerupakan bagian dari Jepang. Selain bentuknya yang indah ternyata Sakura mempunyai simbolpenting, yang kerap kali dikaitkan denganperempuan, kehidupan, kematian, serta jugamerupakan simbol untuk mengekspresikan ikatan antar manusia, keberanian, kesedihan, dankegembiraan. Tidak heran jika Sakura banyak dikagumi karena keindahannya. Sakura sudahmenjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kebudayaan Jepang salah satunya bisa dilihatketika bunga Sakura mekar di musim semi. Dengan gambaran semua peristiwa mekarnya sakuratercipta inovasi baru dalam berkarya berupa teknik, warna, dan motif yang unik. Kata kunci: motif, sakura, warna alam, kain panjang
METODE PENCIPTAAN BIDANG SENI RUPA: Praktek Berbasis Penelitian (practice based risearch), Karya Seni Sebagai Produksi Pengetahuan dan Wacana Maria Magdalena Nuning. W.
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.335 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2358

Abstract

Every science in fact has its own paradigm, even in a science also can be developedsome approaches and methods. The method that used and developed in a creation as much aspossible should be in according the object to be studied. In addition the science actuallydinamic, constantly evolving, follow the civillization and the advancement of science world.In academic realm, especially in the field of artistic creation, a person scientificallyresponsible for the work he/she created. The same thing also applied for usage anddevelopment of a model and research method that will be applied to a case of art creations. Asfar the process could be scientifically explained; systematics in a report in form of thesis ordissertation.In art cretions, works that created won’t have any value when there is no narrativebehind the work. This narration can be story behind that creation, note, data, the experimentresults, exploration that processed into supporting part of the creation of a masterpiece. Keywords: creation method, Ilmiah, Practice based research, artist, work of art, audience,science production.  Setiap ilmu pengetahuan pada hakikatnya memiliki paradigmanya masing-masing,bahkan dalam suatu ilmu dapat pula dikembangkan beberapa pendekatan dan metode.Metode yang digunakan dan dikembangkan dalam suatu penciptaan sebisa mungkin harussesuai dengan objek yang akan diteliti. Selain itu ilmu pengetahuan sebenarnya bersifatdinamis, senantiasa berkembang, mengikuti peradaban dan kemajuan dunia pengetahuan.Dalam ranah akademis, khususnya dalam bidang penciptaan seni, seseorang memilikitanggang jawab secara ilmiah atas karya yang diciptakannya. Hal yang sama berlaku bagipenggunaan dan pengembangkan suatu model dan metode penelitian yang akan diterapkanpada sebuah kasus penciptaan sebuah karya seni. Sejauh proses tersebut dapat dijelaskansecara ilmiah, sistematis dalam sebuah laporan berbentuk tesis maupun disertasi.Dalam penciptaan seni, karya yang diciptakan tidak akan memiliki nilai (value) ketikatidak ada narasi di balik karya tersebut. Narasi ini dapat berupa cerita dibalik karya tersebut,catatan, data-data, hasil eksperimen, eksplorasi yang diolah menjadi bagian pendukung dariterciptanya sebuah karya. Kata kunci: Metode penciptaan, Ilmiah, Practice based risearch, seniman, karya seni, audiance,Produksi pengetahuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8